Berapa Lama Kita di Dalam Kuburan?
Bismillahirr Rahmanirr Rahim …
Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil seorang anak perempuan berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.
Baju merahnya yang Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram ujung kain Ibunya.
Anak perempuan itu dan Ibunya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Fulanah binti Fulan 19-10-1915 : 20- 01-1965"
"Nak, ini makam nenek mari Kita berdo'a untuk nenek" Sang Anak melihat wajah Ibunya, lalu menirukan tangan Ibunya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti Ibunya. Ia mendengarkan Ibunya berdo'a untuk Neneknya...
"Ibu, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Bu." Ibunya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang nisan Ibu-nya.
"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 45 tahun ya Bu..." Kata sang Anak berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 45 tahun ... "
Anak perempuan itu memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Fulan Bin Fulan: 19-02-1882 : 30-01-1910"
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 100 tahun yang lalu ya Bu", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi Ibunya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak perempuannya. "Memangnya kenapa anakku sayang?" kata sang Ibu menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, Ibu kan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dialam kubur dan neraka" kata sang Anak sambil meminta persetujuan Ibunya. "Iya kan Bu?"
Ibunya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 45 tahun dong Bu di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 45 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak Bu?" mata sang anak berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ibunya pendapatnya.
Ibunya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas . "Iya nak, kamu pintar," kata Ibunya pendek.
Pulang dari pemakaman, sang Ibu tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 45 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...145 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...
Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan?
Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri pipinya
Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk sang Anak.
Dihampirinya Anak perempuannya yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Sang Anak terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang Ibu sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...
"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
Bila ini bermanfaat, silahkan sebarkanlah....
(Sumber: KafeMuslimah dengan sedikit di edit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar