Berpikirlah dari sudut pandang yang berbeda...
Seorang lelaki buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan lelaki itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan
Seorang lelaki buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan lelaki itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan
“Saya buta, kasihanilah saya.”
Ada Seorang pria yang kebetulan lewat di depan pengemis lelaki itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu memandang dan memperhatikan tulisan yang terpampang pada papan. Seperti sedang memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak.
Lalu pria itu meminta papan yang dibawa lelaki itu, membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di atasnya. Sambil tersenyum, pria itu kemudian mengembalikan papan tersebut, lalu pergi meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, uang recehan pengunjung supermarket mulai mengalir lebih deras ke dalam kaleng lelaki itu. Kurang dari satu jam, kaleng lelaki itu sudah hampir penuh. Sebuah rejeki yang luar biasa bagi anak itu.
Beberapa waktu kemudian pria itu kembali menemui si pengemis lelaki itu lalu menyapanya. Si pengemis berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan apa yang ditulis sang pria di papan miliknya. Pria itu menjawab, “Saya menulis,
"Hari yang sangat indah, tetapi saya tidak bisa melihatnya."
Saya hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya orang masih bisa melihat. Saya tidak ingin pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi atas dasar terima kasih karena telah diingatkan untuk selalu bersyukur.”
Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain untuk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100 alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa masih ada 1000 alasan untuk tersenyum.”
Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain untuk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100 alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa masih ada 1000 alasan untuk tersenyum.”
"Bersyukurlah atas apa yang kamu punyai sekarang, sebelum semuanya hilang tanpa kamu sadari...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar